Sabtu, 25 Januari 2014

Cerita Mitos Terjadinya Telaga Kastoba

Cerita Mitos Terjadinya Telaga Kastoba
Alkisah, pada zaman dahulu, Pulau Bawean masih bernama Pulau Majeti. Di tengah-tengah Pulau Majeti terdapat pohon besar dan anggun, tetapi rendang sehingga kalau seseorang berdiri di bawahnya akan dapat menjangkau sebahagian daun pohon tersebut. Kala itu Pulau Majeti diperintah oleh Ratu jin yang berwibawa. Semua mahluk di daerah kekuasaanya tunduk kepadanya, baik mahluk halus maupun mahluk kasar. Ratu jin di Pulau Majeti sangat termashur dan dikenal oleh Ratu-Ratu jin yang lain di Nusantara, ini karena di daerah kekuasaan Ratu Jin Majeti terdapat "Pohon Sakti" yang tidak dimiliki oleh ratu jin lain di mana pun di kepulauan Nusantara ini. Yang tiada lain adalah pohon besar dan rendang di tengah Pulau Majeti itu. Kerananya dalam waktu tertentu, Ratu jin selalu mengubah kebijaksanaanya demi menyelamatkan pohon tersebut. Ratu juga ingin sekali melestarikan pohon kebanggaanya itu. Maka dipanggillah beberapa jin pengawal kerajaan. "wahai pengawalku!" "Ya Ratu!" "Coba kau jemput burung gagak jantan yg sedang berada di Pantai Ria, Desa Dekat Agung dan burung gagak betina yg ada di Pantai Mayangkara, Desa Ponggo!"
"Hamba laksanakan Ratu!." Demikian jawab pengawal kerajaan sembari menundukkan tubuhnya dan terus berangkat untuk memanggil ke dua burung gagak tersebut. Setelah keduanya datang menghadap Ratu, maka Sang Ratu jin berkata... "Hai, Gagak! kamu berdua akan mendapat tugas baru yg berat, tetapi sangat mulia! bersediakah engkau?"
"Dengan senang hati, Ratu" sembah kedua gagk itu. "Bagus. Memang hanya engkaulah yang dapat melaksanakan amanat ini. Apalagi selama ini kalian telah mengerjakan tugas-tugas kerajaan dengan sangat baik dan berhasil.
"Tugas gerangan apakah itu, Ratu?" tanya kedua gagak itu. "Begini. Engkau berdua sudah waktunya untuk mengetahui keadaan ini, karena engkau telah menjadi pegawai kerajaan berjabatan tinggi. Tapi, sebelumnya saya ingatkan janganlah kalian membocorkan "rahsia kerajaan ini." titah Ratu penuh harap, kemudian melanjutkan.
"Kerajaan kita mempunyai pohon istimewa yg terdapat di tengah-tengah pulau ini. Berkat pohon itulah kerajaan kita termashur dan disegani oleh kerajaan lainya. Segala bahagian pohon itu amat berguna bagi kehidupan!", "oh ya?" sambung kedua gagak itu. "Akarnya, batangnya, dan rantingnya sebagai tumbal bencana alam, dan bahaya lain. Sehelai daunnya saja, bisa menyembuhkan berbagai penyakit dan sangat ampuh daya sembuhnya. Bunganya juga dapat untuk kekebalan pemiliknya". "Hai, sakti amat!" "Nah, kewajibanmu sekarang adalah menjaga pohon itu serta bahagiannya. Berjagalah dengan disiplin atas segala gangguan dan ancaman, baik dari luar atau dari dalam kerajaan.
Waspadalah selalu ke udara, ke laut atau ke darat. Jika ada mahluk asing yang mencurigakan, segeralah hubungi dan lapor pada penjaga istana". Kedua ekor gagak itu tidak menjawab, hanya memperhatikan dengan seksama instruksi-instruksi Ratunya. Betapa berat tugas yg dipikulnya. Namun mereka cukup bangga karena mendapat kepercayaan dan kehormatan dari Tuannya. Hingga pada suatu hari, burung gagak menjumpai seorang pemuda buta yang sedang tertatih-tatih dan berusaha mencari obat demi kesembuhan kedua matanya. Melihat hal yang demikian Sang gagak merasa hiba dan kasihan kepada pemuda tersebut dan melanggar janji mereka kepada ratu jin. "Wahai pemuda buta, ambil daun pohon besar ini dan usapkan ke kedua matamu yang buta. Maka kau akan dapat melihat lagi", kata gagak kepada pemuda buta tersebut. Akhirnya pemuda itu menuruti perintah si gagak dan pemuda itu langsung sembuh, kedua matanya dapat melihat secara normal. Ratu jin mendengar berita tersebut kemudian marah lalu mencabut pohon besar dan sakti yang berada di tengah-tengah Pulau bawean itu. Bekas dari cabutan pohon besar itulah kemudian menjadi sumber dan membentuk danau. Hingga saat ini danau itu masih asli, rendang dan tentunya masih ada kesan mistiknya. Danau itu terkenal dengan sebutan Danau Kastoba.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar